Ketika mengalami rasa sakit, tubuh akan merespon dengan refleks yang cepat. Sistem saraf dalam tubuh memang bisa merespon rasa sakit dengan kecepatan yang tinggi. Reaksi cepat ini tentunya penting bagi manusia, untuk mencegah luka yang lebih parah.
Namun tahukah Anda bahwa dalam kecepatan refleks tersebut, tubuh manusia sebenarnya melakukan proses yang sangat rumit dan hebat. Inilah proses yang terjadi dalam tubuh ketika merespon rasa sakit, seperti dilansir oleh Men's Heath (09/09).
1. Keseimbangan yang hilang
Sel saraf memiliki keseimbangan yang baik antara sodium, potasium, dan kalsium. Ketika terkena sesuatu yang menyakitkan, misalkan ketika menyentuh api, keseimbangan tersebut akan hilang. Sodium mulai melewati membran sel dan ketika sudah banyak sodium yang masuk ke sel, sel saraf mulai mengeluarkan sinyal elektrik.
2. Sinyal elektrik keluar
Serat saraf yang berbeda akan membawa jenis rasa sakit yang berbeda, misalkan rasa sakit secara mekanik, kimia, atau suhu (panas). Sinyal elektrik yang dikeluarkan oleh sel saraf akan dibawa oleh serat saraf yang berbeda untuk keluar menuju sumsum tulang belakang.
3. Pusat saraf
Semua sinyal rasa sakit akan mencapai sumsum tulang belakang. Salah satu yang berasal dari daerah yang terkena rasa sakit akan masuk ke bagian tengah yang terdapat pada bagian bawah leher Anda, di tempat kelima atau ketujuh dari tulang belakang..
4. Proses pengolahan sakit
Setelah melewati sumsum tulang belakang, sinyal akan menyentuh bagian otak penerima sinyal, yaitu thalamus. Untuk sakit yang disebabkan oleh panas atau api, perjalanan ini hanya membutuhkan waktu 0,01 detik. Waktu tersebut sebenarnya cukup pelan karena zat kimia yang bekerja dalam serat saraf bekerja 10 kali lebih cepat dari itu. Selanjutnya, thalamus akan memicu gerakan refleks pada tubuh dan mengirimkan interpretasi rasa sakit pada cerebral cortex.
5. Tubuh bereaksi
Setelah sampai pada cerebral cortex, tubuh akan merespon dengan menghindari sumber rasa sakit.
Itulah proses yang terjadi pada tubuh ketika merasakan sakit. Tubuh Anda memiliki mekanisme yang hebat untuk merespon rasa sakit dengan cepat dan menghindarinya untuk menyelamatkan diri.
Namun tahukah Anda bahwa dalam kecepatan refleks tersebut, tubuh manusia sebenarnya melakukan proses yang sangat rumit dan hebat. Inilah proses yang terjadi dalam tubuh ketika merespon rasa sakit, seperti dilansir oleh Men's Heath (09/09).
1. Keseimbangan yang hilang
Sel saraf memiliki keseimbangan yang baik antara sodium, potasium, dan kalsium. Ketika terkena sesuatu yang menyakitkan, misalkan ketika menyentuh api, keseimbangan tersebut akan hilang. Sodium mulai melewati membran sel dan ketika sudah banyak sodium yang masuk ke sel, sel saraf mulai mengeluarkan sinyal elektrik.
2. Sinyal elektrik keluar
Serat saraf yang berbeda akan membawa jenis rasa sakit yang berbeda, misalkan rasa sakit secara mekanik, kimia, atau suhu (panas). Sinyal elektrik yang dikeluarkan oleh sel saraf akan dibawa oleh serat saraf yang berbeda untuk keluar menuju sumsum tulang belakang.
3. Pusat saraf
Semua sinyal rasa sakit akan mencapai sumsum tulang belakang. Salah satu yang berasal dari daerah yang terkena rasa sakit akan masuk ke bagian tengah yang terdapat pada bagian bawah leher Anda, di tempat kelima atau ketujuh dari tulang belakang..
4. Proses pengolahan sakit
Setelah melewati sumsum tulang belakang, sinyal akan menyentuh bagian otak penerima sinyal, yaitu thalamus. Untuk sakit yang disebabkan oleh panas atau api, perjalanan ini hanya membutuhkan waktu 0,01 detik. Waktu tersebut sebenarnya cukup pelan karena zat kimia yang bekerja dalam serat saraf bekerja 10 kali lebih cepat dari itu. Selanjutnya, thalamus akan memicu gerakan refleks pada tubuh dan mengirimkan interpretasi rasa sakit pada cerebral cortex.
5. Tubuh bereaksi
Setelah sampai pada cerebral cortex, tubuh akan merespon dengan menghindari sumber rasa sakit.
Itulah proses yang terjadi pada tubuh ketika merasakan sakit. Tubuh Anda memiliki mekanisme yang hebat untuk merespon rasa sakit dengan cepat dan menghindarinya untuk menyelamatkan diri.
Sumber : Merdeka.com |
0 komentar:
Posting Komentar